Im So Sorry Google...


Malam hari adalah malam yang cocok untuk kebanyakan orang mencari inspirasi dan ide, karena di waktu malam ini lah, saat orang lain sudah tertidur, jalan raya sedikit renggang dan hawa udara yang semilir, membuat otak di kepala bisa lebih dipenuhi O2 sehingga lebih fresh. Namun hal itu tidak terjadi pada saya baru-baru ini


Ketika itu saya sedang asyik mengutak-atik Google account saya yang dimana terdapat Adsense didalamnya, adalah suatu hal yang menarik dan menyenangkan saat kita tahu kalau hobi ternyata juga bisa menghasilkan pundi-pundi apalagi dalam bentuk Dollar.

Seperti biasa sebelum saya melakukan segala hal, saya terlebih dahulu review dan menganalisa hal tersebut, kelebihan-kekurangan, resiko-akibat adalah hal yang juga saya pikirkan termasuk segala alternatif jalan keluarnya.

Bagi yang sudah tahu dan mengerti tentang produk Adsense dari Google, maka harusnya juga dapat mengerti betapa massivenya produk Google yang satu ini. Banyak orang yang sudah kaya oleh harta karenanya. Hanya dengan simple klik pada mouse, uang datang kepada anda.

Itulah yang membuat saya tertarik untuk mempelajarinya. Saya mengumpulkan banyak tips dan trik bagaimana mengoptimalisasi Adsense milik kita sehingga menjadi sarana penghasil uang yang mumpuni.

Banyak informasi justru membuat saya bingung, namun dengan semangat yang ada, saya mencoba untuk mengerti. Setelah beberapa lama saya pelajari, kebingungan tetap melanda.

Angin semilir di malam itu benar-benar membuat fresh kepala, akhirnya dibalik kebingungan tersebut, saya menemukan cara.

Cara yang saya lakukan ini adalah sederhana, yaitu banyak-banyak lah meng-klik Google Adsense dengan mendompleng berbagai fresh IP di dunia yang terhubung ke Blog saya.

Harap diketahui bahwa sebenarnya cara ini sangatlah ilegal dan melanggar aturan yang di tetapkan oleh Google (kebetulan saya juga baru tahunya hari ini), namun karena "kepolosan" dalam diri saya waktu itu, cara tersebut tetap saya eksekusi.

Awal percobaan, saya cukup senang, karena dengan beberapa kali klik saya sudah bisa menghasilkan 5$-7$, kemudian saya lanjutkan cara tersebut, dan disinilah letak kesalahan saya. Sepertinya Google memberikan semacam "quota" untuk tiap IP address yang berusaha meng-klik Adsense tersebut, setelah quota terpenuhi maka, IP address tersebut nilai kliknya akan berkurang dan berkurang.

Mengetahui hal ini, saya langsung putar otak, mencari cara bagaimana agar saya dapat memiliki beberapa IP address yang dapat saya akses sendiri untuk meng-klik Adsense di Blog saya.

Tapi memang bukan rezeki saya tampaknya, beberapa jam setelah itu saya mendapat email dari Google yang berisi "Since keeping your account in our publisher network may financially damage our advertisers in the future, we've decided to disable your account."

Tertawa hati saya membacanya, ternyata angin malam yang semilir di hari itu sudah membuat gerah otak saya.

Ketika Facebook membosankan...










Facebook User Must Do :
1. Login
2. Notifications
3. Requests (pasti kebanyakan App. lagi... )
4. Update Status (kalo udah bingung tinggal ketik : ".........")
5. Tag Photo (awalnya siy photo keren, selanjutnya photo yang ga penting)
6. Quiz... quiz... and more quiz.... (Penuh-penuhin layar monitor aja)
7. Logout
8. Repeat from step 1, day by day...

Surf Under The Radar


"Dunia Maya" atau internet, adalah sebuah dunia yang sangat luas jangkauannya. Adalah sebuah dunia yang bahkan boleh dikatakan "tidak tersentuh" secara fisik oleh manusia. Hanya bisa dilihat melalui layar monitor komputer, namun dampaknya bisa sampai ke dunia nyata.

Internet adalah dunia yang tidak pernah tidur. Internet terus ada 24/7 tanpa henti, ini mengakibatkan internet adalah tools yang sangat hebat dalam akses data dan komunikasi. Hal ini bagi orang-orang yang tidak bertanggung-jawab akan menjadi alat yang sempurna dalam menjalankan niatnya yang tidak baik.

Saat kita browsing / surfing ke sebuah situs internet, maka secara otomatis kita akan meninggalkan jejak / trace pada server berupa sebuah IP Address yang padanya terdapat data lokasi kita, nama Host, bahkan sistem operasi yang kita gunakan. Hal ini dimaksudkan agar server dapat mencatat / men-Log aktifitas kita saat browsing.

Hanya saja terkadang bagi orang-orang "pinter" namun tidak bertanggung-jawab ini, log yang berisi IP Address kita dapat ditelusuri, dan bahkan dapat di akses lewat proxy yang terbuka pada komputer kita. Alhasil mereka dapat mengakses data pribadi kita dan mendownloadnya.

Untuk itu penting juga bagi kita untuk selalu waspada, salah satunya yaitu dengan browsing / surfing dengan anonymous proxy.

Konsepnya sangat sederhana : IP Address kita -> Anonymous Proxy -> Situs.

Maka yang akan dicatat / di-Log oleh server situs adalah IP Address dari Anonymous Proxy tersebut.

Penggunaan dari Anonymous Proxy ini sangat mudah, salah satunya dengan menginstall Add-Ons SwitchProxy Tool pada browser Mozilla. Dari sini kita dapat mensetting proxy apa yang ingin kita gunakan untuk browsing / surfing internet. Anda dapat mendownload SwitchProxy Tool disini.

Setelah add-ons terinstall, yang selanjutnya dapat kita lakukan adalah mencari Proxy-List yang fresh dan aktif (dan juga Anonymous), anda dapat download proxy-list disini. (biasanya terdiri 15-20 proxy dalam format .txt)

Kemudian kita load pada browser yang sudah terinstall add-ons tersebut, dan atur waktu perubahan antara proxy1, proxy2, proxy3,...

Untuk melakukan pengecekan apakah sudah terinstall dengan baik, anda dapat mengunjungi situs ini, dan lihat informasi yang diberikan oleh situs tersebut, dan perhatikan.

Happy Surfing...

Semangat untuk Terlambat!


Hari ini adalah hari termalas saya untuk bekerja, setelah tadi malam saya disibukan oleh koneksi INDOSAT yang "empot-empotan" sampai akhirnya saya terpaksa harus tidur jam 2.30 pagi.

Alhasil saya bangun pagi dengan mata yang sangat berat, dan dengan tingkat kemalasan yang sangat luar biasa, saya berusaha untuk tetap menjalankan aktifitas seperti biasa.

Bangun dari tempat tidur, mandi dan sarapan (sempet-sempetnya saya sarapan, padahal biasanya jarang karena kejar waktu), kemudian saya langsung bergegas pergi ke terminal Depok untuk naik Bis PO.DEBORAH AC.

Sampai di Terminal, tiba-tiba saya mendapatkan "pencerahan", ternyata Bis yang mau saya tumpangi sudah berangkat. "Duh akhirnya doa ku untuk terlambat itu terkabul..." pikiran saya dalam hati. Sambil saya berdiri disana, seolah-olah menunggu bis yang sebenernya "ngga", ternyata Yang Maha Kuasa mungkin berkehendak lain.

Bis PO.DEBORAH AC lain ternyata ada yang baru datang, karena agak terlambat sehingga datangnya molor. Tapi itu bagi saya tetap tidak berpengaruh karena dengan "timing" jam menunjukkan 06.30 kemungkinan besar saya akan terlambat sampai Kantor di daerah Arteri Pondok Indah, yang dimana daerah tersebut sangat padat kendaraan apalagi kalau hari Senin.

Bis akhirnya berangkat, dan perjalanan dimulai, melewati Tanjung Barat terlihat kemacetan, masuk tol TB.Simatupang dan akhirnya keluar di Lebak Bulus, tampak jalan di Pondok Indah juga cukup padat. "Akhirnya kejadian juga niy terlambat..." pikir saya, karena masih mengantuk akhirnya saya tertidur juga di Bis.

Saya terbangun begitu sang Kondektur berteriak "Kostrad... Kostrad...", entah memang reflek tubuh saya yang sudah secara otomatis bergerak kalau bis sudah mendekati kantor atau memang saya kaget karena teriakan sang Kondektur, yang jelas saya terbangun dan mendekati halte kantor, saya turun.

Dan yang terjadi malah diluar kemampuan akal pikir saya, saya tiba di kantor jam 08.00 pass, 15 menit sebelum batas waktu absen kantor. "Aduuuhhh....!" yah mau tidak mau saya harus masuk kantor juga.

"Niatnya udah jelek sih..." pikir saya, tersenyum sendirian.

Ada Apakah Dengan INDOSAT?


Setelah menunggu dan menunggu, akhirnya lembar Mozilla saya ada gambar Google.comnya.

Itulah yang terjadi pada suatu hari (dan bukan untuk terakhir kalinya) ketika saya sedang ingin cek Gmail, saat itu saya menggunakan INDOSAT 3.5G Broadband diintegrasikan dengan ponsel Samsung U-800 yang terhubung pada laptop Macbook saya. Saat itu hawa panas menyelimuti ruang kamar (karena memang tak ber-AC dan lembab karena mau hujan), yang ternyata panasnya juga menjalar ke otak di kepala karena koneksi internet yang sangat lambat dari INDOSAT 3.5G Broadband. Entah apa dan mengapa, untuk membuka Google.com saja membutuhkan waktu hampir 15 detik malah terkadang error.

Padahal saat saya memutuskan untuk berlangganan INDOSAT 3.5G Broadband, saya banyak berharap ini menjadi penyelesaian urusan koneksi internet untuk urusan kerjaan, blogging or surfing, tapi tampaknya saya salah.

Fasilitas yang diberikan umumnya cukup mumpuni, bayangkan hanya dengan Paket ini, Rp. 110.000,- (plus PPN 10%) yang dibayarkan tiap bulannya, konsumen mendapatkan Quota 2 Giga dengan speed sampai dengan 256 Kbps, bahkan menurut saya lebih dari cukup jika hanya untuk cek email, Facebook atau yang lainnya. Tapi dengan koneksi lambat seperti ini, tampaknya fasilitas tersebut jadi tidak berarti.

Apakah ini yang disebut sebagai layanan 3G? atau mungkin INDOSAT sedang overload karena banyaknya konsumen INDOSAT 3.5G Broadband yang online? Ada Apakah dengan INDOSAT?

Returning for Blogging

"Saatnya membuat blog lagi...", ini yang melintas di pikiran saya setelah beberapa lama saya vakum untuk mengisi blog saya yang terdahulu, NO DEVICE FOUND, isinya kumpulan-kumpulan artikel tentang teknologi informasi, gadget dan komputer.

Lelah rasanya mengikuti perkembangan teknologi sekarang, sebagai contoh : 2 tahun lalu mungkin kita masih bisa menghitung berapa orang memakai ponsel 3G, tapi sekarang, di tahun 2009 ini, hampir tidak ada yang tidak memiliki ponsel 3G, bahkan ponsel CDMA seperti merk HUAWEI pun sudah berbasis teknologi 3G CDMA (1X).

Lucu memang, ternyata ponsel di Indonesia diibaratkan sebagai "trend" ketimbang sebagai alat komunikasi. Memang perbedaan sistem provider ponsel di Indonesia dengan di luar negeri bisa menjadi penyebabnya. Untuk diketahui, vendor seperti Vodafone dan AT&T, dalam menjual produknya mengikutkan ponsel di dalamnya dengan sistem kontrak, alhasil, usernya tidak membeli ponsel, tapi membeli produk provider sehingga mau tidak mau user harus berusaha mengoptimalkan fasilitas provider yang berujung pada arti komunikasi sesungguhnya. Berbeda di Indonesia justru malah terbalik, user diharuskan membeli ponselnya dahulu baru memilih provider, alhasil user malah hanya mengoptimalkan fungsi handsetnya saja ketimbang fasilitas provider.

Tapi ya sudahlah, toh adalah hak konsumen membeli apa pun yang diinginkan bukan?